Laman

Jumat, Desember 21, 2012

PUISI BJ HABIBIE UNTUK ISTRINYA, AINUN


Bismillahir-Rahmaanir-Rahim ... Sebenarnya ini bukan tentang kematianmu, bukan itu ...

Karena, aku tahu bahwa semua yang ada pasti menjadi tiada pada akhirnya ...

Dan kematian adalah sesuatu yang pasti ...
Dan kali ini adalah giliranmu untuk pergi, aku sangat tahu itu ...

Tapi yang membuatku tersentak sedemikian hebat ...

Adalah kenyataan bahwa kematian benar-benar dapat memutuskan kebahagiaan dalam diri seseorang, sekejap saja, lalu rasanya mampu membuatku menjadi nelangsa setengah mati, hatiku seperti tak di tempatnya, dan tubuhku serasa kosong melompong, hilang isi ...

Kau tahu sayang, rasanya seperti angin yang tiba-tiba hilang berganti kemarau gersang ...

Pada airmata yang jatuh kali ini, aku selipkan salam perpisahan panjang ...

Pada kesetiaan yang telah kau ukir, pada kenangan pahit manis selama kau ada ...

Aku bukan hendak mengeluh, tapi rasanya terlalu sebentar kau di sini ...

Mereka mengira aku lah kekasih yang baik bagimu sayang ...
tanpa mereka sadari, bahwa kaulah yang menjadikan aku kekasih yang baik ...

Mana mungkin aku setia padahal memang kecenderunganku adalah mendua, tapi kau ajarkan aku kesetiaan, sehingga aku setia, kau ajarkan aku arti cinta, sehingga aku mampu mencintaimu seperti ini ...

Selamat jalan ...
Kau dari-Nya, dan kembali pada-Nya ...

kau dulu tiada untukku, dan sekarang kembali tiada ...

selamat jalan sayang ...
cahaya mataku, penyejuk jiwaku ...

selamat jalan ...
calon bidadari surgaku ...

- HABIBIE -

Berawal dari percakapan biasa. Semoga Allah Memberi Rahmad dan Hidayah-Nya.

     Mengutip dari status seseorang di jejaring sosial.

"Belajar dari kesuksesan orang-orang hebat, selalu ada pengorbanan dari orang yang berada dibelakangnya dan mungkin namanya tidak pernah tertulis dalam sejarah.

"Berbanggalah Engkau sang Ibu Rumah Tangga, karena itulah pekerjaan seorang wanita yang paling mulia."
------------------------------------
Ibu Ainun Habibie dalam sebuah percakapan :
------------------------------------
"Mengapa saya tidak bekerja ?
Bukankah saya dokter? Memang.
Dan sangat mungkin saya bekerja waktu itu.

Namun saya pikir : buat apa uang tambahan dan kepuasan batin yg barangkali cukup banyak itu jika akhirnya diberikan pada seorang perawat pengasuh anak bergaji tinggi dengan resiko kami kehilangan kedekatan pada anak sendiri?

Apa artinya tambahan uang dan kepuasan profesional jika akhirnya anak saya tidak dapat saya timang sendiri, saya bentuk pribadinya sendiri ? Anak saya akan tidak memiliki ibu.

Sebuah percakapan

     Sebuah percakapan biasa dua orang Ibu Rumah Tangga :) . Sebut saja namanya Indah dan Heni.

I: Assalamualaikum
H: Waalaikumsalam. Peuhaba?
I: Haba get. Heni peu haba?
H: Get ciet, kok belum tdr Indah?
I: belum juga. Heni, lagi di Jerman skrg? sampe berapa lama?
H: Ya di Berlin.
I: Udah salju ya?
H: 1-2 th lg.
I: Dingin banget gak sih? oo suami ambil doktor ya?
H: Lumayan dingin, minggu ini diatas 0, salju kemaren udah cair.
     Tapi minggu depan prakiraan turun lagi.
I: oo gitu... Disini udah -2 tapi gak ada salju.
H: Iya, Dia (suami) ambil S3 bidang Seismologi
I: :) gak musti kali yaa.